Dominasi yang Belum Berakhir
Musim 2025/26 kembali menjadi panggung kehebatan Manchester City. Di bawah arahan Pep Guardiola, The Citizens memperlihatkan superioritas yang hampir sempurna di Liga Inggris. Hingga pekan ke-25, City memimpin klasemen dengan 68 poin, unggul tujuh angka dari Arsenal di posisi kedua, dan hanya sekali menelan kekalahan.
Konsistensi permainan City membuat banyak pihak percaya bahwa mereka tengah menuju gelar Premier League ke-7 secara beruntun, sebuah pencapaian yang belum pernah diraih klub mana pun di era modern. Filosofi Guardiola — penguasaan bola, pergerakan dinamis, dan rotasi posisi — kini semakin matang dan sulit ditandingi oleh siapa pun.
Mesin Gol yang Masih Menyala
Tak bisa dipungkiri, kesuksesan Manchester City banyak bertumpu pada ketajaman Erling Haaland. Striker asal Norwegia itu sudah mencetak 36 gol di semua kompetisi musim ini, menjadi top scorer sementara Liga Inggris.
Namun, kehebatan City tidak berhenti di Haaland. Performa luar biasa Phil Foden, Julian Álvarez, dan Bernardo Silva membuat lini serang City menjadi kombinasi yang menakutkan.
Foden, khususnya, menunjukkan perkembangan signifikan. Ia kini bukan sekadar winger, tetapi playmaker penuh visi yang sering beroperasi di area tengah. Dengan kontribusi 14 gol dan 10 assist, Foden dinilai sebagai salah satu pemain terbaik Inggris tahun ini.
Taktik Guardiola: Fleksibilitas Total
Guardiola terkenal dengan filosofi “posisi tanpa posisi”, dan musim 2025 adalah puncak penerapannya.
Ia sering mengubah formasi dari 3-2-4-1 menjadi 4-1-4-1 di tengah pertandingan, membuat lawan kesulitan membaca alur permainan City.
Gelandang seperti Rodri berperan sebagai metronom, menjaga ritme permainan dan transisi dari bertahan ke menyerang.
Sementara itu, bek sayap seperti Joško Gvardiol dan Kyle Walker diberikan kebebasan untuk naik membantu serangan. Strategi ini membuat City mampu menekan lawan dengan intensitas tinggi tanpa kehilangan keseimbangan di belakang.
Ketangguhan di Semua Lini
Selain produktif, Manchester City juga memiliki pertahanan terbaik di liga dengan hanya kebobolan 14 gol hingga pertengahan musim.
Duet Rúben Dias dan Manuel Akanji menjadi tembok kokoh, sementara kiper Ederson Moraes tetap tampil konsisten dengan distribusi bola akurat yang menjadi ciri khasnya.
Pep Guardiola menekankan pentingnya fokus dan kedisiplinan, terutama dalam menghadapi jadwal padat antara Premier League dan Liga Champions.
“Kami bermain bukan hanya untuk menang, tapi untuk mendominasi. Setiap pertandingan adalah ujian konsistensi,” ujar Guardiola dalam konferensi pers pascalaga melawan Liverpool.
Mental Juara dan Kedalaman Skuad
Salah satu alasan City tetap unggul dibanding tim lain adalah kedalaman skuad. Saat pemain inti absen, pengganti mereka mampu tampil sama baiknya.
Contohnya, ketika De Bruyne cedera di awal musim, posisi gelandang kreatif diisi dengan sempurna oleh Matheus Nunes dan Foden, tanpa menurunkan intensitas permainan tim.
Guardiola juga berhasil menjaga atmosfer ruang ganti tetap sehat. Tidak ada pemain yang merasa lebih penting dari sistem — semua berjuang dengan mentalitas juara yang sama.
City kini dikenal bukan hanya karena gaya bermainnya, tapi juga karena mental “tak pernah puas” yang membuat mereka sulit ditumbangkan.
Reaksi Lawan dan Publik Inggris
Kejayaan City kembali memunculkan perdebatan di Inggris: apakah dominasi mereka membuat liga kehilangan keseimbangan?
Namun banyak analis justru menilai City sebagai contoh sempurna dari klub dengan manajemen modern, visi panjang, dan konsistensi dalam filosofi bermain.
Guardiola berhasil menciptakan standar baru — baik dalam aspek taktik, rekrutmen, maupun kultur kerja tim.
Fans City pun merespons dengan penuh kebanggaan. Stadion Etihad selalu dipenuhi suporter setiap pekan, menyanyikan “Blue Moon” dengan semangat yang tak pernah padam.
Kesimpulan
Manchester City 2025 adalah manifestasi dari kehebatan sepak bola modern: taktik presisi, kedalaman skuad, dan mentalitas pemenang.
Dengan performa yang terus meningkat, Haaland yang haus gol, serta kepemimpinan genius dari Pep Guardiola, The Citizens tampak berada di jalur pasti menuju gelar Liga Inggris lagi.
Bagi klub-klub pesaing, City bukan hanya tim yang harus dikalahkan — mereka adalah standar yang harus dikejar.